A. LATAR BELAKANG
Perubahan tatanan dan tuntutan kehidupan manusia merupakan sesuatu yang harus terjadi baik secara berlahan-lahan maupun secara revolusioner. Untuk itu merupakan suatu kewajiban bagi semua manusia untuk memiliki stategi/ilmu untuk menghadapi berbagai perubahan tersebut dan atau memenuhi tuntutan aspek-aspek kehidupan masyarakat secara luas. Sebab, adalah nyata bagi manusia yang tidak mampu melakukan inovasi dan beradaptasi terhadap perubahan aspek kehidupan pastilah akan tertinggal bahkan terlindas oleh kehidupan itu sendiri.
Semua itu bukan tidak mungkin juga akan membawa dampak yang serius bagi kehidupan manusia khususnya masyarakat Kabupaten Batang. Mereka yang tidak membekali diri dengan keilmuan teoritis maupun praktis yang bersifat pragmatis akan segera mengalami ketertinggalan kehidupan yang notabene memiliki mobilitas tinggi terhadap kemajuan jaman. Dengan kata lain, kunci dari kelanggengan hidup peradaban manusia adalah penguasaan individu manusia terhadap aqidah/akhlaq, ilmu dan teknologi. Karena melalui ketiga komponen tersebutlah manusia dapat mencapai posisi manusia yang seutuhnya. Cerdas secara Spiritual, Emosional maupun Intelektual, sehingga individu tersebut mampu bertahan (setidaknya tidak terlindas) dalam mewarnai peradaban kehidupan manusia.
Dari asumsi diatas menunjukkan bahwa dunia pendidikan akan sangatlah jauh dari nilai-nilai relevansi kehidupan masyarakat jika hanya mengajarkan hal-hal yang bersifat teoritis tanpa menyisipkan keilmuan yang bersifat praktis maupun pragmatis. Dengan cara itulah lembaga pendidikan dapat terus hidup bersama dan memenuhi sebagian tuntutan kehidupan masyarakat. Sebab, fakta dilapangan menunjukkan bahwa output sebuah lembaga pendidikan-lah yang akan terus menggerakkan roda kehidupan masyarakat. Sementara pada level nyata, masyarakat selalu mempertanyakan “Bisa apa?” kepada setiap lembaga pendidikan beserta outputnya.
Bukti dilapangan menunjukkan bahwa salah satu faktor meningkatnya penganguran di wilayah Kabupaten Batang adalah karena lembaga pendidikan di wilayah kabupaten batang secara umum masih kurang memposisikan ilmu praktis dan pragmatis ke derajat yang setara dengan ilmu teoritis. Hampir 80 % (data empirik) menunjukkan bahwa lembaga pendidikan formal di wilayah Kabupaten Batang cenderung mengajarkan keilmuan teoritis, tidak ada sarana pembelajaran praktik dan tidak melengkapi diri dengan program life skill yang compatible terhadap dunia kerja.
Kelemahan pola pikir lembaga pendidikan itulah yang sebenarnya menghasilkan output pendidikan (lulusan) yang tidak mampu mengikuti perkembangan informasi/peradaban masyarakat, tidak mampu bersaing dalam dunia kerja, apalagi menciptakan lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain, output pendidikan dari wilayah Kabupaten Batang tidak layak jual di sebagian besar sector kehidupan manusia baik di tingkat lokal, regional maupun nasional.
Lebih lanjut, di Tahun 2008 dan seterusnya kehidupan masyarakat Indonesia maupun Batang sangatlah erat dengan teknologi digital khususnya komputer. Keberadaan komputer yang awal tahun 1990-an merupakan sesuatu yang sangat langka, kini bukan lagi hal yang asing bagi kehidupan masyarakat Batang. Malahan kedekatannya sudah hampir menyamai kedekatan masyarakat kita dengan “kacang goreng”. Untuk itu bukanlah hal yang belebihan kalau sejak sekarang anak-anak kita, lulusan MTs/SLTP tahun pelajaran 2008/2009 untuk mulai menggeluti secara lebih mendalam mengenai dunia Teknologi Informatika ini.
Sebab, pada tahun 2011 diprediksikan hamper 50 % masyarakat Kabupaten Batang sudah mulai bersentuhan langsung dalam kehidupannya sehari-hari. Di tahun itu pula 100 % dunia usaha, lembaga-lembaga pendidikan, pemerintahan, lembaga swasta lainnya telah menggunakan computer dan teknologi informasi sebagai rekan kerjanya. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat Kabupaten Batang terhadap keberadaan tenaga ahli di bidang Teknologi Informatika sangatlah besar.
Mengingat begitu besarnya kebutuhan ahli dibidang Teknologi Informatika di Kabupaten Batang pada Tahun 2011, luasnya wilayah Kabupaten Batang, persebaran MTs/SLTP yang begitu kompleks, dan hanya ada 1 (satu) SMK yang memiliki program studi TI, maka sudah selayaknya didirikan sebuah lembaga pendidikan baru yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tenaga ahli dibidang teknologi informatika tersebut diatas.
Untuk itu, Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Cabang Batang berusaha secara sungguh-sungguh merintis Unit Sekolah Baru yang terletak di wilayah Kabupaten Batang bagian timur, tepatnya di Kecamatan Banyuputih dengan nama SMK Diponegoro Banyuputih dengan program keahlian Teknologi Informatika.
Pada tahun 2009, SMK Diponegoro Banyuputih menambah Kompetensi Keahlian baru yaitu Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Studi Keahlian Keuangan, Kompeftensi keahlian Perbankan Syariah.
B. SEKILAS
Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Banyuputih terletak di Desa Banyuputih Kec. Banyuputih Kabupaten Batang berada di selatan gedung BRI Banyuputih, 40 meter dari Jl. Pantura. SMK Diponegoro diresmikan pada tanggal 25 Juni 2008 oleh anggota komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Batang yang membidangi pendidikan di Kabupaten Batang. SMK Diponegoro didukung oleh 20 tenaga pengajar yang sudah berpengalaman dan 3 tenaga administrasi keuangan dan pendidikan.
C. VISI DAN MISI
Visi dari SMK Diponegoro Banyuputih adalah terwujudnya sebuah SMK yang UNGGUL, ISLAMI dan POPULIS.
1. UNGGUL : Memiliki kualitas yang berorientasi pada mutu lulusan yang baik dengan penguasaan IMTAQ dan IPTEK serta kompetitif sebagai teknisi/praktisi.
2. ISLAMI : Memiliki keshalehan, tangguh, terampil, dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai ke-Islaman serta berakhlakul karimah.
3. POPULIS : Diakui, diterima, dan dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
Adapun Misi dari pendirian SMK Diponegoro Banyuputih adalah :
Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu lulusan yang kualitas baik dibidang keilmuan, moral maupun sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya insani yang unggul dibidang IMTAQ dan IPTEK serta keterampilan tata busana. Sedangkan Misi dari penyelenggarakan pembelajaran dan pendidikan di SMK Diponegoro Banyuputih adalah :
1. Meningkatkan penerapan manajemen partisipatif.
2. Menumbuh kembangkan semangat unggulan dalam bidang agama, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan.
3. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab stakeholder.
4. Meningkatkan kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM) secara menyeluruh.
5. Membina, menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan lingkungan.
6. Mengoptimalkan penghayatan terhadap nilai-nilai agama untuk dijadikan sumber kearifan bertindak
D. FASILITAS
SMK diponegoro dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menunjang kegiatan belajar siswa, sehingga siswa dalam proses pembelajaran bisa lebih terbantu, adapun fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
1. Gedung lantai 2 yang berada dilokasi yang strategis, dekat dengan jalur pantura dan sarana transportasi yang bisa ditempuh dari berbagai arah.
2. Semua ruang kelas dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), sehingga siswa bisa belajar dengan nyaman.
3. Tersedia Laboratorium komputer, laboratorium jaringan, Laboratorium Multimedia dan Laboratorium Bahasa.
4. Tenaga pengajar telah memenuhi syarat sesuai dengan bidang profesionalnya.
Disediakan asmara di pondok pesantren bagi yang ingin belajar teknologi sekaligus mendalami ilmu agama.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar